Tata Cahaya
1. Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya
dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek
dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya
jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan
dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video
membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan
pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia
saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan
peristiwa itu terjadi.
Kerja kamera elektronik sangat dipengaruhi
oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai dengan karakter sistem proses
perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga masalah-masalah mengenai tata
cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah kegiatan perekaman gambar.
Cahaya menurut sumbernya dibedakan dalam
Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya matahari ( natural light/daylight)
dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api (artifisial
light/tungsten)
Sumber cahaya itu sendiri mempunyai
karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita
abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang
aplikatif terhadap kerja kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam
setiap pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun
kondisinya tetapi hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya
tersebut. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka kita
dapat mengikuti teori dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada
praktek kerja kita dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil
yang akan dicapai.
2. Prinsip Dasar Tata
Cahaya
Ini sudah menjadi rumusan atau formula
dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin
penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light
a. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada
objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight
lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan,
keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light
b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan
untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light
ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan
keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
c. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek,
berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar
belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas
pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill
light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang
berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan
warna rambut hitam.
3. Fungsi tata cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek
sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton
untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari
memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang
akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi
imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata
cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan,
dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).
a. Penerangan, Inilah fungsi paling
mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap
objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung
bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi
penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas
panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan
maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku
aktor di atas pentas.
b. Dimensi, dengan tata cahaya
kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan
membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu
perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang
sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan
pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka
dimensi objek akan muncul.
c. Pemilihan, Tata cahaya dapat
dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam
film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka
sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu,
penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan
fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya.
Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi
para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.
d. Atmosfir, Yang paling menarik dari
fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi
emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi
yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana
yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung,
efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada
waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang
hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari
terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh
tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas
tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling
mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk
memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar
berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.
Selain keempat fungsi pokok di atas, tata
cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh
masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan
dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.
1. Gerak. Tata cahaya tidaklah
statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area
satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini
mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang
tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam
area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian
cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara
langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda
melalui perubahan cahaya.
2. Gaya. Cahaya dapat menunjukkan
gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang
mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami
seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya
diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan
seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan
tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh
aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.
3. Komposisi. Cahaya dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang
dihasilkannya.
4. Penekanan. Tata cahaya dapat
memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan
warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga membantu pesan
yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa
disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan
menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud dari hal
tersebut.
5. Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk
memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya, fade
out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk
memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam
pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan
sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set.
4. Peralatan Tata Cahaya
Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan
dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan
tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata
cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan
kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa
dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk
tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.
1. Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri
atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang
terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya
dari kebakaran.
Gb. Bohlam
Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya.
Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan
hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas
maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu
pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi
ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam
pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament
dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan
dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan
tertentu.
Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua
bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat
satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit
komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga
yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk
lampu di bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas.
Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual
seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan
material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja
dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas
waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).
2. Reflektor dan Refleksi
Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan
reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak
terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari
bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan
tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic.
Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi
lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing
sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang
dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu
fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam)
kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik
focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206).
Gb. Reflektor elipsoidal
Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis
reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke
reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum
memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh
masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi
cahaya melalui reflektor spherical.
Gb. Reflektor spherical
Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini
merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar
secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter
reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat
tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan
reflektor parabolic adalah lampu senter.
Gb. Refleksi prabolic
Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan
mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang
memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu
specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin)
memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya
(Gb.209).
Gb. Refleksi specular
Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek
memantul dengan pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari
refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.
Gb. Refleksi diffuse
Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masing
masing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas
lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari
yang lain (Gb.211). Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai
gumpalan aluminium foil.
Gb. Refleksi spread
Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular.
Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi
sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi
mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas,
atau lantai kayu yang mengkilat.
Gb. Refleksi mixed
3. PAR 64 (Parabolic
Aluminized Reflector 64)
·
Berisi bohlam PAR 64 dengan kapasitas 1000 Watt
·
Bohlam PAR sendiri terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu CP 60 (very narrow
spot), CP 61 (medium/narrow spot), dan CP 62 (flood)
·
Penggunaan macam bohlam PAR ini biasanya ditentukan dari posisi peletakan
dan keperluan dari acara tersebut
·
Terbuat dari aluminium
·
Terdiri dari 2 warna, yaitu hitam dan silver
·
Dilengkapi dengan filter frame
·
Biasanya disertakan juga warna dari filter tersebut
4. Flood halogen/CYC
·
Berisi bohlam halogen dengan kapasitas 1000 Watt
·
Biasanya digunakan untuk menerangi area panggung atau area audience
5. Fresnel
·
Berisi bohlam fresnel dengan kapasitas 1000 Watt atau 2000 Watt
·
Penggunaan lampu jenis ini sebagai lampu netral dan biasanya dipakai untuk
keperluan studio TV, yang membutuhkan kejernihan hasil gambar yang dihasilkan
oleh kamera video
6. Effect lights
Salah satu komponen dari peralatan tata cahaya yang akhir-akhir ini sering
dipergunakan adalah lampu efek yang terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu scanner
dan moving light. Sama seperti peralatan tata cahaya yang lain, berbagai merek
lampu efek dapat kita jumpai di pasaran. Kapasitas bohlam biasanya lebih
bervariasi, seperti mulai dari kapasitas 250 Watt, 575 Watt, 1200 Watt, bahkan
yang terbaru ada yang berkapasitas 1500 Watt dan 2000 Watt.
Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console
Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console
7. Scanners
·
Gerakan vertikal: ± 230°
·
Gerakan horisontal: ± 75°
·
Alat ini mempunyai gerakan yang cepat karena reflektor berupa cermin dan
sekaligus memiliki kelemahan yaitu jangkauan area yang terbatas
8. Moving lights
·
Gerakan vertikal: ± 540°
·
Gerakan horisontal: ± 267°
·
Lampu jenis ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu moving light wash dan
moving light profile/spot. Perbedaan kedua jenis ini terletak pada gobo
·
Memiliki beberapa fasilitas yang lebih lengkap daripada scanner, misal pada
fungsi iris, zoom atau frost.
·
Gerakan alat ini relatif lebih lambat daripada scanner tetapi memiliki
jangkauan area yang lebih luas
9. Smoke machine
·
Efek asap yang dipergunakan untuk memperjelas garis-garis sinar yang
dipancarkan oleh lampu PAR dan lampu efek
·
Dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer atau lighting
console, atau manual
10. Follow spot
·
Alat ini dipergunakan untuk menyorot
penampil yang ada dipanggung yang menjadi sorotan utama, seperti MC, bintang
tamu atau seseorang yang spesial dalam acara tersebut
·
Kapasitas bohlam beragam, mulai dari 575 Watt hingga 5000 Watt. Demikian
juga dengan jenis bohlam.
·
Dikendalikan secara manual
11. City Light Color/Wash
·
Salah satu peralatan yang cukup sering dipergunakan
adalah city light color/wash
·
Dipakai untuk membuat nuansa warna pada suatu area acara. Sering
difungsikan sebagai alternatif pengganti lampu PAR.
·
Kapasitas bohlam 2500 Watt
·
Dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console
12. Mirror ball
·
Berupa bulatan bola yang ditempeli dengan ratusan kaca
·
Tidak menghasilkan sinar tetapi bisa merefleksikan sinar
·
Nama keren yang sering diucapkan adalah “bola disko”
1.
ISTILAH-ISTILAH DALAM TATA CAHAYA
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam tata cahaya:
1.
Lampu: sumber cahaya, ada bermacam-macamtipe, sepertipar 38, spot, follow
light, focus light, dan lain-lain.
2.
Holder: dudukan lampu.
3.
Kabel: penghantar listrik.
4.
Dimmer: piranti untuk mengatur intensitas cahaya.
5.
Main light: cahaya yang berfungsi untukmenerangi panggung secara
keseluruhan.
6.
Foot light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.
7.
Wing light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.
8.
Front light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.
9.
Backlight: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya
ditempatkan dipanggung bagian belakang.
1.
Silouet light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop
2.
Upper light: lampu untuk menerangi bagian tengah panggung, biasanya
ditempatkan tepat diatas panggung.
3.
Tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker
(sekring),tang,gunting, isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer,
saklar, stopcontact, jumper, dll.
4.
Seri light: lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri (1
channel 1 lampu).
5.
Parallel light: lampu yang diinstalasi secara parallel. (1 channel beberapa
lampu).
Secara sederhana hal-hal tersebut adalah yang pada umumnya harus diketahui
oleh lightingman, selanjutnya, baik tidaknya tata cahaya bergantung pada
pemahaman, pengalaman dan kreatifitas dari lightingman.
5. Warna Cahaya
1. Sifat dan Warna Cahaya
Pemahaman soal cahaya adalah salah satu
hal penting yang fotografer perlu kuasai. Foto yang dihasilkan dari kamera pada
prinsipnya adalah rekaman dari efek cahaya yang mengenai obyek, baik yang
bersumber dari cahaya alami atau cahaya buatan seperti lampu pijar. Seorang
fotografer yang mengerti bagaimana mata dan lensa melihat spektrum warna dapat
memaksimalkan penggunaan cahaya dalam fotografi. Tulisan singkat ini tentunya
bukan menjadi acuan untuk teori dasar pencahayaan, hanya meringkas hal-hal dasarnya
saja.
Spektrum warna cahaya matahari maupun
cahaya buatan dari lampu pijar tampak sama-sama putih kalau dilihat dengan
mata. Namun, jika cahaya ini dilewatkan melalui prisma, ia terbagi menjadi
warna pelangi. Ini menunjukkan bagaimana “warna” putih berisi banyak warna
dalam sebuah spektrum warna. Ketika cahaya mengenai sebuah obyek, obyek
tersebut menyerap sebagian dari spektrum warna dan memantulkan kembali warna
lainnya. Bagian dari warna yang tidak diserap oleh obyek tetapi dipantulkan kembali
ke mata adalah warna obyek yang tampak oleh mata manusia. Misalnya mawar merah
memantulkan bagian merah dari spektrum warna dan menyerap warna yang lainnya,
sedangkan benda hitam menyerap seluruh spektrum warna.
2. Cahaya Alami dalam
Fotografi
Cahaya alami seperti cahaya matahari
ternyata tidak sekonsisten yang anda kira. Pada jam-jam yang berbeda, nuansa
spektrum warna yang berbeda bisa dihasilkan. Misalnya pada siang hari, bagian
biru dari spektrum warna lebih dominan, menghasilkan cahaya yang ‘dingin’
(cool). Foto yang diambil pada siang hari terik tanpa awan menghasilkan
cahaya keras, membuat foto menjadi sangat tajam dan kontras.
Cahaya matahari pagi yang keras
menghasilkan kontras dan ketajaman tinggi
Cahaya matahari sore berwarna kekuningan
(warm) dan tidak terlalu kontras
Sebaliknya, cahaya alami pada saat
matahari terbit dan terbenam lebih menampilkan bagian lebih merah-orange dari
spektrum warna. Dalam fotografi, ini diikenal sebagai cahaya ‘hangat’ (warm),
cahaya matahari yang terbit atau terbenam akan menghasilkan gambar yang lebih
hangat dengan kontras lebih lembut seperti contoh foto saya diatas.
3. Cahaya Buatan dalam
Fotografi
Ketika fotografer menggunakan cahaya
buatan dalam fotografi, efek pencahayaan tergantung pada jenis sumber cahaya
yang digunakan. Cahaya tersebar dari lampu pijar menghasilkan kesan hangat,
kekuningan. Lampu neon menghasilkan cahaya menyebar yang agak kehijauan.
Sementara lampu kilat mempunyai warna yang mendekati warna sinar matahari di
siang hari yang netral. Kesemua cahaya ini memiliki karakteristik berbeda dan
bisa dimanfaatkan untuk mendapat foto dengan pencahayaan terkontrol seperti di
studio.
4. Cahaya Langsung (Direct)
vs Cahaya Menyebar (Diffuse)
Arah cahaya dalam fotografi sangatlah penting
: berbagai sudut cahaya menghasilkan bayangan yang berbeda, mengubah penampilan
dari subyek yang difoto. Cahaya dalam fotografi digolongkan dalam dua jenis :
cahaya langsung (direct light) dan cahaya menyebar (diffused light).
Cahaya langsung, seperti cahaya dari matahari siang hari, mengenai subyek dari
satu arah. Jika anda sedang mencari kontras tinggi antara cahaya dan bayangan,
cahaya langsung adalah pilihan yang baik.
Kontras tinggi membentuk bayangan dan
kesan dimensi
Di sisi lain, cahaya menyebar mengenai
subyek dari beberapa arah. Pencahayaan neon adalah salah satu contoh cahaya
menyebar dalam fotografi. Cahaya menyebar akan menurunkan kontras dan
melembutkan gambar.
5. Warna cahaya dan White
Balance (WB) kamera
Sumber cahaya juga memiliki warna yang
bervariasi sesuai temperatur Kelvin-nya, dan itu bisa mempengaruhi hasil foto.
Ada baiknya anda mengenal berapa Kelvin lampu yang anda pakai. Bila tidak
pasti, ilustrasi diatas bisa menjadi panduan dasar, misal Tungsten sekitar
3200K, flash 5500K dsb. Untuk mendapat hasil foto dengan warna yang netral,
akurat dan sesuai aslinya kita bisa mengatur setting di kamera digital
yaitu White Balance (WB), yaitu :
·
Auto WB : bila Anda ingin
kamera untuk beradaptasi dengan perubahan cahaya dan menentukan setting WB yang
sesuai
·
Tungsten : dipilih di
kondisi pencahayaan dengan lampu pijar, kamera akan memilih temperatur warna di
kisaran 3200K dan memberi banyak warna biru untuk mengimbangi kuningnya lampu
pijar
·
Flourescent : dipilih bila
berada di ruangan dengan lampu neon, kamera akan memakai temperatur warna di
kisaran 4000K
·
Flash : dipilih bila
sumber cahaya utama yang dipakai adalah lampu kilat
·
Daylight : untuk di luar
ruangan dan sinar matahari cerah
·
Cloudy : untuk penggunaan
outdoor di langit berawan atau mendung yang cenderung biru
·
Manual/Preset : ketika pilihan
yang ada tidak memberi hasil foto yang netral. Dalam sumber cahaya yang dipakai
saat itu, arahkan kamera pada kertas putih untuk mengubah pengaturan
pencahayaan secara manual.
Di kamera yang lebih canggih disediakan
juga pilihan nilai Kelvin sesuai temperatur warna sumber
cahayanya. Semakin tinggi nilainya semakin kuning, semakin rendah
nilainya, semakin biru. Tujuannya untuk mendapatkan akurasi warna yang lebih
presisi. Salah memilih WB yang sesuai warna sumber cahaya akan menyebabkan
hasil foto jadi kebiruan, atau kekuningan.
6. Fotografi Warna atau
Hitam Putih?
Pencahayaan memang penting dalam fotografi
warna, tapi untuk fotografi hitam putih pencahayaan lebih penting lagi. Mengapa?
Karena fotografi hitam putih adalah foto yang tidak mengandung warna (saturasi)
sehingga hanya mengandalkan gradasi kontras antara area terang (highlight) dan
area gelap (shadow).
7. Asas-Asas Penataan
Cahaya
Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu
pementasan. Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut:
• Fungsi dan kualitas cahaya
• Aspek rekabentuk dalam cahaya
• Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan
undang-undang Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan
dan tenaga.
• Aspek optik – iaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai
permukaan jenis reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya.
• Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater
• Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna
• Sistem pemalap [dimmer system] – manual dan memory
• Mencipta ‘light plot’ dan membentuk ‘lighting cues’
8. TRIK APLIKASI WARNA
1. Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna
merah bata pada pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah.
2. Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin
menggunakan wana cerah, aplikasikan hanya pada satu bidang.
3. Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang
menjadi lebih tenang.
4. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam
ruangan.
5. Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar
ruangan lebih “hidup”.
6. Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan
kehangatan dan keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur.
7. Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas.
8. Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan
menciptakan suasana yang berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.
9. Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan
membuat tampilan rumah lebih dinamis.
10. Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna
krem pada dinding dan putih pada lantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar